Depagnias Weblog

IKHLAS BERKHIDMAD : UPAYA MEWUJUDKAN MASYARAKAT HUMANIS

GOLKAR,PEMBECEKAN ATAU REVITALISASI GERAKAN

OLEH : ASRUL NASUTION, S.Pd
(Koordinator LSM KAN (Karisma Anak Negeri) Sumatera Utara)

Entah apa yang terjadi dengan Golkar akhir-akhir ini. Kata itu mungkin yang tepat untuk mengungkapkan terhadap kondisi Golkar akhir-akhir ini. Partai yang sempat berkuasa lebih dari 32 tahun ini kini mengalami nasib tragis untuk tidak dikatakan diujung tanduk. Perpecahan internal menguak tatkala beberapa fungsionaris Golkar mencalonkan diri menjadi Cagubsu. sebut saja Syamsul Arifin yang merupakan Dewan pertimbangan partai Golkar Kabupaten Langkat, HT. Milwan ketua DPD Golkar Kab. Labuhan Batu, dan satu yang merupakan nama yang cukup prestijius Abdul Wahab Dalimunthe. Pecalonan mereka menjadi Cagubsu ternayata mendapat sambutan miring bagi internal partai dibawah kepemimpinan H. Ali Umri, keputusan Rapim Golkar memutuskan bahwa merek harus mengundurkan diri dari pencalonan Gubsu atau diberhentikan dari keanggotaan partai.

Isu santer pemberhentian mereka serta merta ditampik oleh Sekjen Golkar Drs. Aziz Angkat dengan menungkapkan beberapa mekanisme partai yang tidak mungkin memberhentikan mereka. Karena kewenangan memberhentikan mereka ada ditangan ketua DPP. Apapun alasan orang nomor satu Golkar Sumatera Utara untuk memberhentikan mereka bukan sebuah alasan yang benar ketika tidak dijalankan sesuai dengan prosedur dan mekanisme organisasi. Artinya, siapapun dari kalangan fungsionaris partai Golkar yang memiliki kapabelitas dan kemampuan serta didukung luas oleh masyrakat, pencalonan diri mereka menjadi Cagubsu seharusnya dilihat dari secara arif, artinya tarnyata partai Golkar memiliki banyak human resource yang handal dan kapabel, Yang jika digerakan akan memberikan konstribusi yang signifikan bagi kerja-kerja partai.

PEMBECEKAN INTERNAL

Isu santer pemberhentian fungsionaris partai Golkar bukan merupakan hal baru di kancah pergulatan politik di Negara ini, persoalannya adalah isu pemberhentian pengurus teras partai Golkar sangat signifikan di ambang Pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Sehingga kalaulah ini menjadi konsumsi simpatisan partai ataupun kader partai di tingkat akar rumput, hal ini menjadi riskan bagi partai yang sempat besar dimasa orde baru ini.

Hilangnya vitalitas partai Golkar akhir-akhir ini dapat menjadi batu sandungan bagi Golkar untuk menyusun strategi dan kerja-kerja besar partai untuk mewujudkan ambisi besar menghantarkan Ali Umri, SH, MK.n menjadi orang nomor satu di Sumatera Utara.

Golkar mungkin sungguh historis dan bersejarah, betapa tidak lebih dari 35 tahun Golkar menancapkan hegemoninya ditengah-tengah aksi kebangsaan. Kesejarahan Golkar hanya mungkin dapat diimbangi oleh Sarikat Islam dengan Masyuminya yang hilang dari peta politik Indonesia yang mungkin hilangnya akibat skenario besar pemerintah yang tidak ingin Masyumi besar dan jaya dengan segenap potensi yang mungkin dapat menyamai Golkar dan bahkan lebih besar dai Golkar.

Apapun itu yang jelas bola telah menggelinding, isu deras Otoritarianisme Pimpinan Golkar telah menjadi alat politik musuh-musuh politik partai berlambang beringin ini. Malu dan pongah untuk tidak mengakui kebijakan partai yang tereksan otoriter tersebut hanya akan mempertebal kesinisan terhadap Golkar. Golkar mungkin telah lupa akar demokratisasi yang telah diwariskan oleh para pendahulunya. Yang jelas isu pemberhentian pengurus teras partai Golkar itu telah menjadi senjata maut yang jika terus digembosin oleh para pesaing Umri dan kawan-kawan. Bisa ditebak Umri dan kawan-kawan hanya akan menelan pil kekalahan di arena Pilgubsu 2009.

REVITALISASI GERAKAN

Ekses perpecahan di tubuh Golkar merupakan sebuah peluang bagi partai lain, setidaknya saat ini merupakan momen yang sangat baik bagi partai partai besar lain untuk melakukan mobilisasi kader dan melakukan reorientasi gerakan. Bahkan kalau perlu menarik perhatian simpatisan dan kader Golkar untuk membelot dari arah dan kebijakan-kebijakan partai. Persoalannya adalah apakah kondisi Golkar separah seperti yang dibayangkan banyak orang, ataukah ini merupakan ekses dari ketidak puasan sebahagian kader akan kepemimpinan Umri, ataukah hanya sebuah sandiwara politik untuk mengelabui lawan sehingga menyangka Golkar telah diujung tandung bahkan kehilangan vitalitas.

Tidak banyak orang mungkin yang dapat menjawab semua teka-teki ini kecuali Golkar sendiri. Yang jelas para penggawa Golkar bukanlah orang-orang kemaren sore yang baru melek politik. Kemapanan finansial dan pembinaan kader yang sistematis dan terprogram mejadikan partai Golkar kaya akan sumber daya yang berkualitas. Melihat semua itu, Golkar mungkin tidak akan diam saja. Bisa jadi apa yang terjadi di tubuh Golkar hari ini adalah bagian dari revitalisasi gerakan yang selama ini mungkin belum terjadi. Kemampuan partai Golkar dalam melakukan managemen konflik sudah cukup dikenal. Dari proses konflik inilah Golkar akan melihat sejauh mana komitmen dan loyalitas para fungsionaris dan kader Golkar dalam mengusung Umri menjadi orang nomor satu di Sumatera Utara ini, sehingga kedepannya akan semakin mudah bagi Golkar untuk mempetakan kondisi pendukung dan pemilih Golkar 2009.

Sebuah revitalisasi gerakan, kata ini mungkin yang sangat ditakutkan para pesaing-pesaing Golkar. Ibarat sebuah mesin diesel partai Golkar dapat berubah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat pada 2009 ini, namun apapun itu yang jelas semua akan kembali kepada partai Golkar, dan Pimpinan Golkarlah yang akan menjawab semua itu.

(Penulis Koordinator LSM KAN (Karisma Anak Negeri) Sumatera Utara)

Maret 21, 2008 - Posted by | Tidak Dikategorikan

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar